Fenomena
bencana alam yang terjadi beriringan belakang ini di Kabupaten Bandung tentu tidak serta merta dapat
diklaim sebagai musibah atau ujian Tuhan. Lebih dari itu, tersirat jelas bahwa
hulu rangkaian bencana alam tersebut tak lepas dari ulah sebagian manusia yang
tak lagi bersahabat dengan alam. Sehingga, rangkaian bencana alam belakangan
ini sejatinya hanyalah puncak gunung es yang selama ini dibiarkan bahkan
–dipelihara- oleh kebanyakan penduduk Indonesia.
Nagreg, terletak pada geografis yang berada
di dataran yang tinggi yang secara tidak sadar telah memberkan sumbangan
resapan air untuk Wilayah Bandung dan sekitarnya sehingga mengkhawatirkan terhadap fenomena bencana alam, tentu bukan berarti aman
dari bencana alam. Terlebih sebagai Daerah
yang tengah berkembang Seperti Pembangaunan Infrastruktur Oleh Pemerintah telah menjadi daya tarik wisata domestik yang terus berdatangan akan tetapi sarana dan pra sarana yang kurang mendukung terutama Pemandangan gunung di sekitar Lingkar Nagreg Kurang memberikan ruang hijau yang sejuk, gunung Habis tergerus oleh proyek yang terbengkalai, Nagreg akan selalu akrab dengan
beragam aktifitas yang sarat akan potensi perusakan lingkungan.
Hal itu salah
satunya ditandai dengan kian berkurangnya lahan terbuka hijau akibat
pemanfaatan lahan yang tidak berorientasi pada kepedulian lingkungan. Gerakan Kepedulian Relawan ini Sangat Tidak terbatas, Namun Kepedulian tersebut hanya terhimpun sebagian kecil sehingga tidak bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat Nagreg Pada Umumnya karna kurangnya kesadaran terhadap pentingnya penghijauan alam. Dukung Langkah Kecil Kami Untuk Menyelamatkan Dunia.
0 comments:
Post a Comment