Bertahun-tahun orang beranggapan
bahwa daging kambing menjadi biang keladi penyebab penyakit tekanan darah
tinggi. Namun penelitian Prof. dr. Harun
Rasyid Lubis dari USU Medan dan Prof. Boedi Darmojo dari Undip Semarang
menunjukkan hasil berbeda. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa daging
kambing bukan
merupakan penyebab timbulnya tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Penelitian lain menunjukkan bahwa daging kambing
memiliki kandungan lemak tidak jenuh lebih banyak dibanding dengan daging babi,
sapi, dan ayam. Dibanding ketiga macam daging tersebut daging kambing juga
mengandung asam lemak jenuh terendah, kadar sodium terendah dan kadar potasium
tertinggi. Artinya, dibandingkan daging sapi, daging babi, dan daging ayam,
daging kambing paling aman untuk di konsumsi.
Dalam penelitian tersebut tidak ditemukan adanya korelasi positif antara daging kambing dengan
tekanan darah tinggi. Namun, karena daging kambing bersifat panas, agar
panasnya tidak mendominasi tubuh, sebaiknya kita minum jus belimbing atau makan
mentimun setelah makan daging kambing.
Walaupun begitu kita jangan
lantas terus menerus makan daging kambing. Karena, bagi orang yang memiliki potensi mudah
terserang hipertensi atau kolesterol, daging kambing dan daging-daging lain
dari jenis daging merah menduduki tempat keempat sebagai makanan yang berkadar
kolesterol tinggi. "Yang paling tinggi kadar kolesterolnya adalah otak,
kemudian jeroan, kulit, terakhir baru daging," papar seorang peneliti.
Yang perlu dihindari justru konsumsi lemaknya. Kalau sate
kambing yang berlemak banyak dikonsumsi, hal ini akan menyebabkan terjadinya
peningkatan kadar kolesterol darah.
Dari beberapa jurnal/publikasi kesehatan, daging
kambing mentah memiliki kandungan lemak 50-65 persen lebih rendah
dibandingkan dengan daging sapi, akan tetapi kandungan proteinnya hampir sama. Daging kambing juga memiliki kandungan
lemak 42-59 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan daging
domba.
Hal yang sama juga dilaporkan untuk daging yang
sudah dimasak. Disamping itu, persentase lemak jenuh daging kambing
40 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan daging ayam (tanpa kulit) dan
masing-masing 850 persen, 1.100 persen, dan 900 persen lebih rendah jika
dibandingkan dengan daging sapi, babi, dan domba.
Berdasarkan hasil penelitian Devendra, asam lemak
yang terkandung pada daging kambing sebagian besar (68,5-72,3 persen) terdiri
dari lemak tidak jenuh. Daging kambing
mengandung asam lauric, myristic, dan palmitic yang merupakan asam lemah tidak
jenuh yang tergolong kedalam kelompok nonhypercholesterolemic masing-masing
sebanyak 2,0, 2,6, dan 27,6 persen. Disamping itu, daging kambing
mengandung asam lemak tidak jenuh oleic (C:18.1) sebanyak 30,1-37,0 persen,
linoleic (C18.2) sebanyak 13,4 persen, dan linolenic (C:18.3) sebanyak 0,4
persen.
Kandungan kolesterol daging kambing
ternyata hampir sama dengan daging sapi, domba, babi, dan ayam dan
lebih rendah jika dibandingkan dengan beberapa produk susu dan daging ayam
olahan dan makanan asal laut. Daging kambing
mengandung kolesterol sebanyak 76 mg persen, sedangkan untuk daging sapi, ikan
dan domba adalah 70 mg persen. Kandungan kolesterol daging babi dan ayam adalah
60 mg persen.
Tingkatan kolesterol darah kita kurang tergantung
pada kolesterol yang terkandung pada makanan yang kita konsumsi. Kandungan
kolesterol dalam darah lebih banyak tergantung pada jumlah asam lemah jenuh yang kita konsumsi, terutama rasio
antara lemak polysaturated terhadap lemah jenuh.
Oleh sebab itu, untuk mengontrol tingkat
kolesterol darah akan lebih efektif dilakukan dengan cara mengurangi konsumsi
makanan yang mengandung asam lemak jenuh. Asam lemak polysaturated dan asam
lemak monosaturated berada dalam kondisi tidak terlalu padat suhu ruang, sehingga
tidak jarang kita melihat ada tetesan lemak pada karkas kambing
yang digantung. Pengamatan terhadap tetesan lemak ini dapat digunakan sebagai
salah satu metode sederhana untuk menentukan derajat kejenuhan lemak.
Hasil penelitian seperti yang telah dijelaskan di
atas menunjukkan bahwa kambing tanpa mempertimbangkan umur, bangsa, dan daerah
pemeliharaannya berperan dalam menyediakan daging berkualitas tinggi dan juga
sumber lemak yang sehat dengan risiko mengonsumsi kolesterol yang minimum.
Disamping itu, daging kambing mengandung lebih banyak zat
besi, potassium, dan tiamin yang berhubungan dengan kandungan garam yang lebih
rendah.
Daging kambing mengandung
semua asam amino esensial dan mengandung lebih rendah kalori. Oleh sebab itu,
dapat disimpulkan bahwa daging kambing (dan juga susu
kambing) tergolong ke dalam bahan makanan yang bersahabat dan sehat untuk dikonsumsi, asalkan
saja tidak secara berlebihan
(dikutip dari berbagai sumber)
0 comments:
Post a Comment