Prabowo Subianto Bumingkan Nama Mayjen Purn Sudrajat Di Jawa Barat Masa Pendukung Prabowo Antusias Terhadap Pilihan Prabowo

Friday, 1 March 2013

Kambing


Bertahun-tahun orang beranggapan bahwa daging kambing menjadi biang keladi penyebab penyakit tekanan darah tinggi.  Namun penelitian Prof. dr. Harun Rasyid Lubis dari USU Medan dan Prof. Boedi Darmojo dari Undip Semarang menunjukkan hasil berbeda. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa daging kambing bukan merupakan penyebab timbulnya tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Penelitian lain menunjukkan bahwa daging kambing memiliki kandungan lemak tidak jenuh lebih banyak dibanding dengan daging babi, sapi, dan ayam. Dibanding ketiga macam daging tersebut daging kambing juga mengandung asam lemak jenuh terendah, kadar sodium terendah dan kadar potasium tertinggi. Artinya, dibandingkan daging sapi, daging babi, dan daging ayam, daging kambing paling aman untuk di konsumsi.
Dalam penelitian tersebut tidak ditemukan adanya korelasi positif antara daging kambing dengan tekanan darah tinggi. Namun, karena daging kambing bersifat panas, agar panasnya tidak mendominasi tubuh, sebaiknya kita minum jus belimbing atau makan mentimun setelah makan daging kambing.
Walaupun begitu kita jangan lantas terus menerus makan daging kambing.  Karena, bagi orang yang memiliki potensi mudah terserang hipertensi atau kolesterol, daging kambing dan daging-daging lain dari jenis daging merah menduduki tempat keempat sebagai makanan yang berkadar kolesterol tinggi. "Yang paling tinggi kadar kolesterolnya adalah otak, kemudian jeroan, kulit, terakhir baru daging," papar seorang peneliti.
Yang perlu dihindari justru konsumsi lemaknya. Kalau sate kambing yang berlemak banyak dikonsumsi, hal ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan kadar kolesterol darah.
Dari beberapa jurnal/publikasi kesehatan, daging kambing mentah memiliki kandungan lemak 50-65 persen lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi, akan tetapi kandungan proteinnya hampir sama. Daging kambing juga memiliki kandungan lemak 42-59 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan daging domba.
Hal yang sama juga dilaporkan untuk daging yang sudah dimasak. Disamping itu, persentase lemak jenuh daging kambing 40 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan daging ayam (tanpa kulit) dan masing-masing 850 persen, 1.100 persen, dan 900 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan daging sapi, babi, dan domba.
Berdasarkan hasil penelitian Devendra, asam lemak yang terkandung pada daging kambing sebagian besar (68,5-72,3 persen) terdiri dari lemak tidak jenuh. Daging kambing mengandung asam lauric, myristic, dan palmitic yang merupakan asam lemah tidak jenuh yang tergolong kedalam kelompok nonhypercholesterolemic masing-masing sebanyak 2,0, 2,6, dan 27,6 persen. Disamping itu, daging kambing mengandung asam lemak tidak jenuh oleic (C:18.1) sebanyak 30,1-37,0 persen, linoleic (C18.2) sebanyak 13,4 persen, dan linolenic (C:18.3) sebanyak 0,4 persen.
Kandungan kolesterol daging kambing ternyata hampir sama dengan daging sapi, domba, babi, dan ayam dan lebih rendah jika dibandingkan dengan beberapa produk susu dan daging ayam olahan dan makanan asal laut. Daging kambing mengandung kolesterol sebanyak 76 mg persen, sedangkan untuk daging sapi, ikan dan domba adalah 70 mg persen. Kandungan kolesterol daging babi dan ayam adalah 60 mg persen.
Tingkatan kolesterol darah kita kurang tergantung pada kolesterol yang terkandung pada makanan yang kita konsumsi. Kandungan kolesterol dalam darah lebih banyak tergantung pada jumlah asam lemah jenuh yang kita konsumsi, terutama rasio antara lemak polysaturated terhadap lemah jenuh.
Oleh sebab itu, untuk mengontrol tingkat kolesterol darah akan lebih efektif dilakukan dengan cara mengurangi konsumsi makanan yang mengandung asam lemak jenuh. Asam lemak polysaturated dan asam lemak monosaturated berada dalam kondisi tidak terlalu padat suhu ruang, sehingga tidak jarang kita melihat ada tetesan lemak pada karkas kambing yang digantung. Pengamatan terhadap tetesan lemak ini dapat digunakan sebagai salah satu metode sederhana untuk menentukan derajat kejenuhan lemak.
Hasil penelitian seperti yang telah dijelaskan di atas menunjukkan bahwa kambing tanpa mempertimbangkan umur, bangsa, dan daerah pemeliharaannya berperan dalam menyediakan daging berkualitas tinggi dan juga sumber lemak yang sehat dengan risiko mengonsumsi kolesterol yang minimum. Disamping itu, daging kambing mengandung lebih banyak zat besi, potassium, dan tiamin yang berhubungan dengan kandungan garam yang lebih rendah.
Daging kambing mengandung semua asam amino esensial dan mengandung lebih rendah kalori. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa daging kambing (dan juga susu kambing) tergolong ke dalam bahan makanan yang bersahabat dan sehat untuk dikonsumsi, asalkan saja tidak secara berlebihan
(dikutip dari berbagai sumber)

0 comments:

Post a Comment